DOKTRIN FUKUDA

 
Manila, Philippines

August 18, 1977

 

Perjalanan saya di wilayah Asia Tenggara ini, yang berawal di Kuala Lumpur dengan serangkaian pertemuan saya bersama para pemimpin negara -negara ASEAN, hampir berakhir. Sebagai sebuah sentuhan akhir dari perjalanan ini, saya dengan senang hati dapat berbagi gagasan dengan Anda, disini di Negara Republik Filipina, tetangga terdekat kami

Izinkan saya mulai dengan satu kesan kuat yang saya dapatkan dari perjalanan saya.

Saya telah mengunjungi satu wilayah yang spektakuler dan memiliki keragaman yang sangat kaya dalam bentuk keragaman etnik,bahasa dan agama, pengaruh kultural sejarah yang berbeda, serta dalam bentuk sttuktur-struktur ekonomi, Asia Tenggara sama sekali bukanlah sebuah bagian dunia yang homogen dan seragam. Karena itu, tidak heran jika beberapa orang selama ini meragukan prospek kerja sama regional di wilayah ini.

Tetapi, Perkumpulan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN),yang baru saja merayakan ulang tahun yang kesepuluh ini tengah dalam proses mengukuhkan diri  secara kokoh sebagai sebuah organisasi yang  mengadalkan pada kemampuan  sendiri untuk sebuah kerjasama regional di wilayah ini. Konferensi tingkat tinggi pertama di Bali merupakan tahapan sejarah penting yang tengah terjadi menuju suatu solidaritas dan kesuksesan konferensi tingkat tinggi yang baru saja berakhir ini menegaskan sebuah keyakinan bahwa keinginan kuat anggota ASEAN untuk memperkuat solidaritas mereka sekarang ini tidak bisa digantikan. 

ASEAN tentu saja merupakan suatu upaya sukses dan bersejarah dalam mencari dan menciptakan suatu identitas regional di wilayah ini melalui penguatan solidaritas, sambil menegaskan kekayaan keragaman  para anggotanya dan menghormati kebanggaan nasionalisme masing-masing anggotanya.

Solidaritas negara-negara ASEAN yang diperkuat oleh kesuksesan kerjasama koperatif pada gilirannya membuka peluang-peluang baru bagi kolaborasi yang bermanfaat dan karena itu dapat memperkuat solidaritas lebih jauh. Dinamika dan proses penguatan sendiri (self-reinforcing) ini, saya yakin, akan mewarnai masa depan ASEAN. Kemajuan menuju solidaritas regional seringkali berjalan lambat, di banding dengan pengelompokan wilayah-wilayah yang lebih homogen seperti negara-negara Eropa Barat dan kemungkinan berhenti untuk sementara waktu.

Tapi izinkan saya disini menawarkan sebuah janji bagi para pemimpin dan rakyat negara -negara  ASEAN.  Janji saya adalah bahwa pemerintah dan rakyat Jepang tidak akan pernah menjadi saksi mata yang ragu terkait dengan upaya ASEAN mencapai ketahanan yang meningkat dan solidaritas kewilayahan yang lebih besar, sebaliknya kami akan selalu bersama Anda sebagai teman yang baik, berjalan bergandeng tangan dengan ASEAN.

Para kepala negara ASEAN, dalam pertemuan-pertemuan baru-baru ini menyebut Jepang " sahabat dekat yang khusus" bagi ASEAN. Sahabat sejati adalah sahabat  yang menawarkan tangannya dalam  pemahaman dan kerjasama, tidak hanya dalam kondisi cuaca yang bagus, tapi juga dalam kondisi yang tidak enak. Saya tahu Jepang akan menjadi sahabat yang demikian bagi ASEAN

Sekarang saya ingin menyampaikan sepatah kata tentang posisi dan postur dasar pemerintah Jepang dewasa ini-- peran dunia yang kita lihat untuk diri kita, dan terutama, bagaimana hal ini menjadi berarti bagi hubungan kita dengan tetangga dan sahabat-sahabat  ASEAN kami.

Sepanjang tiga puluh tahun yang ganjil sejak perang dunia kedua, rakyat Jepang telah bekerja keras dan membangun sebuah masyarakat yang bebas dan demokratis. Sepanjang dekade-dekade tersebut, sistem terbuka ini telah menjadikan Jepang sebagai kekuatan ekonomi dunia dari 110 juta penduduk, dengan GNP sebesar setengah triliun dolar dan kemauan-- juga kemampuan-- untuk berpartisipasi secara konstruktif di dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dunia.

Sepanjang sejarah dunia, kekuatan-kekuatan ekonomi dunia selalu menjadi kekuatan-kekuatan militer yang besar juga. Tetapi, Jepang, telah mencanangkan bagi dirinya sebuah cita-cita baru yang tidak  pernah terjadi dalam sejarah untuk  mengandalkan keamanan dan ketahanan pada keadilan dan keyakinan bangsa-bangsa yang baik. Kami telah memilih untuk tidak mengambil jalan kekuatan militer yang besar. Sekalipun kita memiliki kemampuan ekonomi dan teknologi yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir, kami menolak dengan tegas pemakaian senjata tersebut.

Ini merupakan satu bentuk eksperimen yang menantang, tanpa ada preseden sebelumnya dalam sejarah. Tetapi, saya diyakinkan bahwa tidak mungkin ada jalan lain yang tepat bagi Jepang. Negeri saya dengan penduduk yang padat dan minim sumber daya alam mengandalkan daya tahannya pada hubungan dan kerjasama yang bebas dengan semua negara. Selain itu, saya meyakini bahwa jalan yang ditempuh Jepang adalah demi kepentingan terbaik Asia dan pada akhir nya untuk kepentingan dunia secara luas. Jepang yang tidak memberikan ancaman apapun bagi negara-negara tetangganya baik ancaman militer maupun ancaman dalam bentuk apapun, hanya bisa dilihat sebagai kekuatan penyeimbang dunia yang mengabdikan energinya semata-mata untuk tujuan yang damai dan konstruktif baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dengan demikian, Jepang dapat berkontribusi dengan sangat baik bagi perdamaian, stabilitas dan pembangunan dunia.

Saya telah sering katakan bahwa kita hidup di era yang mengharuskan kerjasama dan solidaritas  yang lebih besar di antara umat manusia. Tak seorangpun manusia yang dapat hidup sendiri. Masyarakat terwujud untuk melayani masing-masing individu dalam mengembangkan potensi mereka dimana hasilnya dinikmati dan saling melengkapi satu sama lain. Ketika masyarakat maju, masing-masing individu akan mendapatkan kesempatan yang lebih besar bagi pemenuhan secara total.

Begitu juga dalam masyarakat dunia kita yang semakin saling ketergantungan, tidak ada satu negara pun yang dapat berjalan sendiri. Semua negara harus belajar membantu dan saling melengkapi satu dengan yang lain, berbagi tanggung jawab di dalam masyarakat dunia. Dan ketika masyarakat dunia maju, masing-masing bangsa akan menemukan kesempatan yang lebih besar untuk memenuhi aspirasi rakyatnya.

Prinsip ini memiliki keterkaitan yang khusus dalam hubungan antara Jepang dan negara-negara Asia Tenggara.

Hubungan kita tidaklah  cukup didasarkan semata-mata pada keuntungan materi dan ekonomi. Hubungan kita yang bersifat material dan ekonomi harus dijiwai dengan komitmen yang tulus untuk membantu dan melengkapi satu sama lain sebagai sesama orang Asia.

Pesan inilah yang telah saya bawa kemanapun dalam perjalanan ini,  dengan berulang kali menyampaikan tentang kebutuhan untuk berkomunikasi satu sama lain dengan hati dan nalar kita, kebutuhan yang dengan kata lain saya sebut dengan saling memahami" dari hati ke hati (heart to heart)" antara warga Jepang dan warga negara-negara Asia Tenggara.

Anda ,sebagai sesama orang Asia, akan memahami apa yang saya maksud. Karena hal ini merupakan bagian dari tradisi Asia kita, dan hal ini ada di dalam hati orang Asia, selalu mencari di luar kepuasan jasmani semata demi pengayaan pencapaian spiritual.

Saya tidak perlu menegaskan tentang peran penting pertukaran budaya dalam memperdalam  saling kesepahaman dan penghargaan, dari hati ke hati , dari orang ke orang dan antar warga Asia Tenggara dan warga Jepang.

Dewasa ini, antara Jepang dan negara Asia Tenggara, terdapat program saling tukar menukar dalam bidang ilmu pengetahuan,seni, olah raga dan bidang-bidang yang lain. Hal ini tidak dilakukan satu arah, hanya dengan memperkenalkan budaya Jepang kepada tetangga kami. Kami juga memperkenalkan budaya-budaya Asia Tenggara yang kuno dan agung kepada orang-orang Jepang.

Tanpa harus dikatakan bahwa tukar menukar dua jalur budaya antara Jepang dan bangsa-bangsa Asia Tenggara ini harus ditingkatkan lebih jauh. Penting dicatat bahwa ketika rasa solidaritas meningkat diantara negara-negara di kawasan ini, maka kepentingan yang meningkat itu tengah dirasakan untuk kebutuhan mempromosikan saling tukar menukar antar bangsa-bangsa ASEAN dalam bidang kebudayaan, sains, dan khususnya kajian kewilayahan. Dari sudut pandang inilah, saya telah sampaikan kesiapan Jepang untuk memperluas  kerjasama kami secara penuh dalam hal ini untuk merespon bentuk konkrit tentang skema ASEAN yang dapat dikerjakan bagi pertukaran-pertukaran antar kawasan yang demikian kuat. Hal ini merefleksikan apresiasi rakyat Jepang terhadap keinginan rakyat negara-negara ASEAN untuk memperkuat saling kesepahaman di antara mereka.

Sangat membahagiakan bahwa semua pemimpin negara-negara ASEAN mengungkapkan semangat mereka terhadap usulan saya tepatnya saat bertemu dengan mereka, dan saya yakin bahwa kita sebelumnya akan melihat gagasan ini diterjemahkan ke dalam aksi nyata.

Selanjutnya, ketika saya merespon secara positif permohonan kerjasama senilai satu miliar dolar bagi proyek industri ASEAN, itu karena saya meyakininya penting untuk meresponnya dengan pemahaman ‘dari hati ke hati’ terhadap nurani rakyat negara-negara ASEAN yang sangat ingin memperkuat solidaritas kawasan. Saya berharap bahwa kerjasama Jepang akan mempercepat realisasi proyek-proyek ini yang memiliki nilai historis sebagai sebuah eksperimen pembagian tenaga kerja antar wilayah, dan bahwa hal ini akan memberikan momentum bagi penguatan dan pengembangan pelbagai upaya-upaya kerjasama antar kawasan di ASEAN.

Jepang telah mengumumkan sebuah kebijakan lebih dari  dua kali lipat bantuan pembangunannya dalam lima tahun ke depan. Kami mengantisipasi sebuah bagian penting kerjasama ini akan berlanjut untuk proyek-proyek industri atau untuk peningkatan infrastruktur yang akan memfasilitasi industrialisasi di Asia Tenggara. Pada saat yang sama, kami akan meningkatkan kerjasama wilayah yang dekat dengan kesejahteraan rakyat – pertanian, kesehatan dan pendidikan.

Sebagaimana terlihat dari fakta bahwa separuh bantuan pembangunan resmi dari pemerintah Jepang sekarang ditujukan kepada bangsa-bangsa ASEAN dan Birma, hubungan ekonomi kami dengan enam negara ini sudah dekat. Melanjutkan hasil-hasil pertemuan tingkat tinggi di Kuala Lumpur, pertemuan-pertemuan secara individual dengan para pemimpin negara-negara ini di ibu kota negara masing-masing, kami akan melanjutkan untuk melakukan konsultasi secara dekat dengan negara-negara ini untuk mencari cara-cara penguatan hubungan kita. Tak diragukan lagi, sebagai kekuatan industri dunia, Jepang memiliki tanggung jawab yang tak dapat dielakkan terhadap ekonomi dunia secara menyeluruh terutama di bidang perdagangan. Sebuah dunia yang terbagi ke dalam blok-blok ekonomi akan menjadi sesuatu yang mematikan bagi seluruh negara-negara di bumi ini. Dunia yang demikian tentunya berlawanan dengan kepentingan negara-negara ASEAN yang masa depannya terletak pada perluasan pasar ekspor di seluruh dunia. Dalam upaya mencari secara khusus ikatan perdagangan dan ekonomi dengan negara-negara ASEAN, tentu saja kita harus bertindak dengan pemahaman penuh terhadap kepentingan jangka panjang dan lebih luas masing-masing negara. Hal ini sangat penting ketika kita bermaksud membangun hubungan kerjasama yang lebih permanen antara Jepang dan negara-negara ASEAN.  

Akhirnya, kami semua mengakui bahwa stabilitas dan kemakmuran wilayah ASEAN di masa depan hanya bisa dipastikan dalam sebuah kerangka kemajuan yang damai di semua wilayah Asia Tenggara secara keseluruhan. Sekarang ini dekade-dekade peperangan dan penghancuran pada akhirnya telah berakhir. Kita memiliki kesempatan untuk bekerja demi stabilitas dan perdamaian yang abadi di seluruh wilayah ini. Izinkan saya memberikan penghargaan disini kepada negara-negara ASEAN yang telah mengungkapkan keinginan mereka dalam komunike bersama pada pertemuan tingkat tinggi ASEAN untuk membangun hubungan damai dan saling menguntungkan dengan negara-negara Indochina, dengan menyuarakan kebijakan mereka bahwa upaya-upaya lebih lanjut harus dilakukan untuk memperluas wilayah-wilayah pemahaman dan kerjasama dengan negara-negara tersebut atas dasar kepentingan masing-masing. Saya yakin bahwa upaya-upaya yang sabar ini pada akhirnya akan memperluas cakupan saling kesepahaman dan saling percaya seluruh negara Asia Tenggara. Mengarah pada tujuan yang sama ini, Jepang juga akan berupaya untuk menempatkan hubungannya dengan bangsa-bangsa Indochina atas dasar saling kesepahaman yang kokoh.

Saya telah menyampaikan semua ide-ide ini, dalam pertemuan saya yang sangat produktif dengan para pemimpin negara-negara ASEAN dan Birma sepanjang dua malam terakhir, dan telah menyampaikan posisi Jepang terkait dengan Asia Tenggara. Saya menganggap hal itu sebagai buah dari perjalanan saya yang terbesar saat ini sehingga posisi Jepang sebagaimana telah saya sebutkan telah disambut dengan penghargaan dan konsensus secara penuh oleh para pemimpin negara-negara yang saya kunjungi. Saya bisa simpulkan posisi ini sebagai berikut:

Pertama, Jepang, sebuah bangsa yang berkomitmen pada perdamaian, menolak peran sebagai kekuatan militer, dan atas dasar itu berketetapan hati untuk dapat berkontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan Asia Tenggara dan komunitas dunia.

Kedua, Jepang, sebagai sahabat sejati negara-negara Asia Tenggara, akan melakukan yang terbaik untuk mengokohkan hubungan saling percaya diri dan kejujuran yang didasarkan pada pemahaman ‘dari hati ke hati’ dengan negara-negara ini dalam bidang yang luas mencakup  tidak hanya bidang  politik dan ekonomi tetapi juga bidang-bidang  sosial dan budaya.

Ketiga, Jepang akan menjadi partner sejajar bagi ASEAN dan negara-negara anggotanya dan bekerjasama secara positif dengan mereka dalam upaya mereka untuk memperkuat solidaritas dan keuletan mereka, bersama-sama dengan bangsa-bangsa lain yang serupa di luar wilayah ini, dengan mengarahkan pada pengembangan sebuah hubungan yang didasarkan pada saling kesepahaman dengan bangsa-bangsa Indochina, dan dengan demikian akan berkontribusi bagi pembangunan perdamaian dan kesejahteraan di seluruh Asia Tenggara.

Saya berniat untuk mengimplementasikan dengan penuh semangat ketiga pilar kebijakan negara Jepang ini terkait dengan Asia Tenggara. Harapan saya bahwa kita dapat membangun di atas fondasi-fondasi ini sebuah kerangka kerjasama yang kuat, yang dijiwai oleh saling kesepahaman, percaya diri dan kejujuran di seluruh Asia Tenggara. Dengan bergabung bersama dalam sebuah upaya bersama ini, kita akan membuat kontribusi yang lebih besar di dalam kekuatan bagi perdamaian dan kesejahteraan di Asia dan bagi kebaikan semua penduduk dunia.

Bapak Presiden, Warga negara Republik Filipina,

Tindakan pertama saya ketika datang kali pertama di Manila kemarin adalah memberikan penghormatan kepada Dr. Jose Rizal, pemimpin pergerakan kemerdekaan Filipina dengan meletakkan karangan bunga di atas monumennya. Tentu saja rakyat Filipina yang pertama kali menyulut api gerakan kemerdekaan di Asia Tenggara. Dewasa ini, ketika cakrawala baru terbuka di dalam hubungan internasional, hanya secara alamiah bahwa Filipina, di bawah kepemimpinan Tuan Presiden, harus mengambil inisiatif positif dalam memperluas kerjasama regional di bawah ASEAN dan di dalam upaya-upaya internasional untuk menyelesaikan masalah-masalah Utara-Selatan.

Kita sekarang tengah membuka lembaran baru dalam sejarah hubungan antara Jepang dan negara-negara Asia Tenggara. Kita bersama-sama tengah mencapai tingkat saling percaya yang lebih tinggi, yang didasarkan pada kesepahaman “dari hati ke hati” di antara kita. Saya sungguh berharap bahwa Anda, Tuan Presiden, dan rakyat Filipina akan berkehendak untuk memainkan peran terdepan pada garis batas yang baru ini juga.

 

Terimakasih , salamat po.

Thank you, salamat po.

KEMBALI